Studi Terbaru Ungkap Bahaya Rokok Elektrik dan Tembakau terhadap Kesehatan Jantung & Paru-Paru

 Penelitian Johns Hopkins Medicine Membuktikan Vape dan Rokok Tembakau Tingkatkan Risiko Penyakit Kronis.

Rokok elektrik (vape) sering dianggap sebagai alternatif "lebih aman" dibandingkan rokok tembakau konvensional. Namun, penelitian terbaru dari Johns Hopkins Medicine yang diterbitkan dalam “Nicotine and Tobacco Research (2025)” justru mengungkap bahwa “kedua jenis rokok ini sama-sama berbahaya”, bahkan risiko kesehatannya bisa lebih buruk jika digunakan bersamaan.

Tim peneliti menganalisis data kesehatan hampir 250.000 orang dewasa berusia 30-70 tahun selama empat tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa “rokok elektrik dan tembakau sama-sama meningkatkan risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan hipertensi”. Namun, risiko tersebut jauh lebih tinggi pada orang yang menggunakan keduanya secara bersamaan. 

Temuan Utama:

- Pengguna vape eksklusif memiliki risiko PPOK dan hipertensi lebih tinggi, tetapi tidak signifikan terhadap diabetes tipe 2, gagal jantung, atau penyakit kardiovaskular.

- Pengguna rokok tembakau eksklusif memiliki risiko lebih tinggi terhadap semua penyakit, termasuk PPOK, hipertensi, diabetes, gagal jantung, dan penyakit jantung.

- Pengguna ganda (vape + tembakau) memiliki risiko tertinggi untuk semua penyakit. 

Dr. Michael Blaha, profesor kardiologi Johns Hopkins, menegaskan bahwa “masih diperlukan penelitian lebih lanjut” untuk memahami dampak jangka panjang vape. Namun, temuan ini menjadi peringatan keras bagi perokok yang menganggap vape sebagai solusi aman.

Meski rokok elektrik mungkin memiliki risiko lebih rendah daripada tembakau, bukan berarti mereka bebas bahaya. Pengguna harus waspada terhadap potensi kerusakan paru-paru dan tekanan darah tinggi. 

Comments

Popular posts from this blog

"Love Cheese" Dessert Viral yang ada di Blok M

Jumbo Pecahkan Rekor sebagai Film Animasi Terlaris di Asia Tenggara, Dapat Dukungan dari BoBoiBoy dan Ejen Ali

Meta Investasi Besar-besaran di Scale AI untuk Percepat Pengembangan AGI