Kasus Keracunan MBG Meningkat, Ahli Gizi Soroti Pentingnya Standar Keamanan Pangan

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah terus menuai sorotan akibat maraknya kasus keracunan massal sepanjang tahun 2025. Salah satu kasus terbaru terjadi di Cianjur, Jawa Barat, yang bahkan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan setempat. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Bombana, Sulawesi Tenggara, akibat konsumsi ayam tepung yang sudah basi, serta di Sukoharjo, Jawa Tengah, karena olahan ayam yang kurang matang.
    Menanggapi hal ini, Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. Tan Shot Yen, mengingatkan pentingnya penerapan prinsip keamanan pangan dalam program MBG. Ia menegaskan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) telah merilis lima kunci keamanan pangan, meliputi:

1. Menjaga suhu makanan agar tetap aman. 

2. Menggunakan air dan bahan baku yang berkualitas. 

3. Menjaga kebersihan selama proses pengolahan. 

4. Memasak makanan hingga benar-benar matang. 

5. Memisahkan pangan mentah dan matang untuk mencegah kontaminasi. 

    "Pertanyaannya, apakah semua standar ini sudah dipatuhi? Adakah pengawasan ketat dalam pelaksanaannya?" ujar Tan. Ia menekankan bahwa kelalaian dalam pengelolaan makanan dapat berakibat fatal, terutama bagi kesehatan anak-anak yang menjadi sasaran program MBG.
    Selain itu, Tan juga mengingatkan pentingnya penerapan sistem “Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP)” untuk memastikan keamanan makanan sejak dari pemilihan bahan baku hingga pendistribusian. Beberapa langkah kritis yang harus diperhatikan meliputi: 

- Pemilihan bahan pangan segar, seperti daging, ikan, dan sayuran yang bebas dari busuk atau jamur. 

- Penyimpanan yang tepat, mengingat iklim tropis Indonesia yang mempercepat pembusukan. 

- Kebersihan alat masak dan dapur untuk mencegah kontaminasi dari hewan seperti tikus atau kecoa. 

- Penggunaan penyedap rasa secukupnya untuk menghindari risiko kelebihan garam, gula, atau MSG. 

- Pemilihan kemasan makanan yang aman, seperti menghindari plastik BPA dan styrofoam yang berbahaya jika terkena panas. 

- Distribusi tepat waktu, karena makanan matang hanya aman dikonsumsi dalam dua jam setelah dimasak sebelum masuk ke "zona bahaya" suhu 5-60°C yang memicu pertumbuhan bakteri. 

    Tan menegaskan, "Keracunan makanan bukan hanya soal wadah yang ditutup saat panas, melainkan juga kegagalan dalam menjaga suhu dan kebersihan makanan." Ia mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk memperketat pengawasan guna mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.

Comments

Popular posts from this blog

"Love Cheese" Dessert Viral yang ada di Blok M

Jumbo Pecahkan Rekor sebagai Film Animasi Terlaris di Asia Tenggara, Dapat Dukungan dari BoBoiBoy dan Ejen Ali

Meta Investasi Besar-besaran di Scale AI untuk Percepat Pengembangan AGI